Jumat, 23 Juli 2010

Lima Tahun yang lalu

Kota Wali, Ahad 6th June 2010

Bismillahirrahmannirrahiim
Alhamdulillah alladzi anzalassakiinata fii quluubil mu’minin. Pukul 17.00 di ruangan yang kecil kelas SDIT Sabilul Huda. Rasanya baru kemarin kaki menginjakkan di sini. Saat mata masih banyak tertunduk, lisan masih ini masih terlalu lugu untuk berucap, atau sekedar menyapa. Tiba-tiba ingatanku langsung bernostalgia, mengingat perjalanan waktu yang telah berlalu bersama teman-teman yang kini satu per satu pergi. Setiap sudut ruangan ini, setiap sisi area ini, mengingatkanku akan sebuah kebersamaan yang menghangatkan. Tawa, canda, tangis, nasihat, rasanya ingin sekali terulang.
Tiga jam yang lalu, waktuku baru saja mengantarkanku dari sebuah tempat yang kini menjadi obsesiku. Tempat yang terlalu sempit bagi orang-orang yang menginginkan kebebasan. Tempat itu, alasan yang semakin menguatkanku untuk tidak meninggalkan the gate of secret ini.
Lima tahun sudah aku di sini. Membuat sejarah yang kelak akan menjadi cerita di masa tuaku. Begitu banyak hal yang aku temukan untuk aku fahami. Begitu banyak yang terlewati. Begitu banyak yang berubah, yang tergantikan dan yang paling sedih, tak akan pernah kembali seperti dulu. Sejarah, adakalanya tak mungkin terulang kembali. Yang tersisa saat ini, hanyalah kekecewaan, keharuan dan …entahlah, tak mampu kugambarkan perasaan ini.
Lima tahun sudah, mungkin semakin menghajatkan diri ini untuk pamit. Terlalu berat pastinya untuk melangkahkan kaki, pergi meninggalkan setiap sudut kota yang penuh kenangan. Pasti akan ada rindu pada panasnya, awannya, dinginnya, suara rintik hujannya dan pada setiap keunikan yang ada. Pasti akan ada getaran ketika ku mengingat semuanya.
Hajatku, tak selalu mudah ku raih. Pasti, akan selalu ada cerita pahit dan sulit di awal. Namun ada kepastian akan ku raih. Meski sungguh, sekali lagi, akan sulit melewati semua perjalanan waktu. Tak mudah, jika saat ini, aku harus membingkai semua kenangan itu dan menjadikannya sebagai hiasan ruang waktuku.
Lima tahun bukanlah waktu yang pendek. Di dalamnya, skenario waktuku penuh dengan berbagai kejutan. Yang semuanya kuma’nai bersama air mata yang menemani. Terlalu banyak yang tak mampu ku fahami. Ukhuwwah, cinta, sayang, perjuangan, pengorbanan, loyalitas, cemburu dan semua yang tak mampu aku terjemahkan. Karenanya, kadang-kadang aku semakin ingin meninggalkan semuanya. Bosan, jenuh…tak ada yang bisa yang ku lakukan.
Dan di saat perasaan itu menguasaiku, aku pun lemah. Tak sanggup aku membayangkan perpisahan itu. Perpisahanku dengan segala kenanganku, sejarahku dan …. orang-orang yang pernah hadir dalam hidupku, terlalu berat jika aku harus mengucapkan selamat tinggal.
Namun, aku pun sadar, tak mungkin selamanya aku berada dalam lingkaran ini. Aku harus keluar, aku punya masa depan, ada peradaban yang harus aku bangun. Dan, mungkin, semuanya harus aku lalui tanpa semua yang ada di sini. Meski masa depanku adalah sebuah rahasia, namun aku harus menyiapkannya atau bahkan menskestanya saat ini. Walaupun dalam skesta yang aku rancang, akan ada duka yang mengiringinya. Aku harus tegar untuk semuanya, untuk masa depanku.
Satu yang pasti, sebelum kaki ini benar-benar melangkah pergi, setiap yang aku cita-citakan, aku harap semuanya akan hadir bersama mengawal kepergianku. Rumah singgah, FLP, Punk kajian, PSK learning ….semoga semua itu menjadi keniscayaan di batas akhir waktuku di sini.
Huuh …indahnya membuat sejarah. Karena ia adalah catatan statistik tentang denyut nadi, derap langkah dan perjalanan alam fikir. Semoga catatan itu berma’na dan indah di akhir cerita. Semoga.
Alhamdulillah …


- Pemburu Syahid-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar