kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah,
maka cinta yang lain hanya upaya menunjukkan cinta
pada Nya,
pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki :
selamanya memberi yang bisa kita berikan,
selamanya membahagiakan orang yang kita cintai.
- M. Anis Matta -
Dalam benak kita, adakah yang dengan mudah mendelete 'Ali dari sejarah perjuangan da'wah Rasulullah?
'Ali, seorang pemuda miskin yang menghibahkan dirinya untuk Islam. Bersedia menukar nyawanya untuk mengganti nyawa Rasulullah, ketika peristiwa hijrah. Subhanallah ....'Ali adalah golongan pemuda yang termasuk dalam assabiquunal awwaluun. Seorang pemuda yang sebelumnya tak pernah menyentuhkan wajahnya ke tanah, dengan bersegera ia pun ta'at ketika cahaya Islam merasuk ke dalam qalbunya. Tidak dipungkiri kepiawaian 'Ali dalam berda'wah. Ia adalah jawara andalan Rasulullah. Ia memilki pedang yang memiliki dua mata. Ia gagah, keimanannya menghujam, walau ia mungkin terkalahkan oleh Abu Bakar dan Umar dalam hal harta dan kearifan.
Namun ada sebuah kisah yang sangat mengharukan, bahwa 'Ali memiliki posisi yang terhormat di hati Rasulullah. Tahukah kita, seorang 'Ali menyimpan sebuah cita-cita yang begitu besar untuk membangun peradaban bersama Fatimah, yang tak lain adalah teman masa kecil sekaligus sepupunya. Tapi ibarat merindukan bulan di siang hari. 'Ali hanyalah pemuda kampung yang miskin, dan bukanlah siapa-siapa. Sedangkan Fatimah, seorang putri kholifah sekaligus gadis yang paling istimewa di hati Rasulullah. Sudah pasti, bukan orang sembarangan yang akan membawa Fatimah ke syurga. Sedangkan 'Ali, ahhh ...sudahlah tak usak banyak berharap. Keputus asaan semakin menguat dalam hati seorang 'Ali, ketika ia mendengar bahwa Fatimah dipinang oleh seorang yang begitu ra'fah, dan memiliki kedudukan yang sangat istimewa di mata Rasulullah. Dialah Abu Bakar Ash Shiddiq.
Seperti mimpi di siang bolong, seorang Rasulullah menolak Abu Bakar untuk Fatimah. Apa yang kurang dari Abu Bakar? Seperti ada kekuatan untuk 'Ali bangkit segala tekad walau nekad. Namun tiba-tiba, azzam baru dikuatkan, patah arang hilanglah asa. Umar bin Khattab pun turut dalam persaingan. Siapa yang tidak mundur ketika berhadapan dengan Umar? Sekali lagi 'Ali di uji. Dan dia pun pasrah. Hentakan kemudian menyadarkan 'Ali bahwa harapan itu masih ada.Rasulullah kembali menolak Umar. Dengan segala kekuatan yang ada. 'Ali membulatkan tekad, sekali lagi walau nekad untuk menemui Rasulullah meminta Fatimah. Sejumlah team sukses di belakang 'Ali siap mendukung dengan segala yang mereka miliki. Subhanallah .... indahnya ukhuwwah dalam Islam.
Dan 'Ali pun menemui Rasulullah. Dengan lidah yang kelu berucap, ia mencoba tegap mengatakan maksud kedatangannya di hadapan Rasul mulia itu. Sejenak hening, kemudian Rasulullah berucap ... "Ahlan wa sahlan". 'Ali pulang dengan hati bercampur bahagia dan entahlah apa namanya ....Singkat cerita 'Ali dan Fatimah menikah. Dengan mahar adalah baju perangnya. Alhamdulillah ...
Kisah belumlah berakhir. Dalam kesederhanaan dan qona'ah mereka membangun peradaban. Sungguh tarbiyah yang luar biasa Rasulullah tanamkan pada diri mereka. 'Ali, pemuda miskin yang bermartabat bersanding dengan putri Rasulullah. Dan Fatimah memang bukanlah wanita sembarangan. Ia wanita agung, alumni madrasah nubuwwah Rasulullah yang memang diciptakan untuk 'Ali. Bersedia menjalani kehidupan yang penuh dengan perjuangan. Dan memang itulah tabi'at jalan yang di ajarkan oleh Rasulullah. Tak ada keluh kesah dari Fatimah atas 'Ali. Dengan bimbingan penuh cinta mereka berhasil melahirkan jundi-jundi terbaik untuk Islam. Selamat atas 'Ali yang telah mendapatkan bidadari seindah Fatimah. Wallahu'alam.
Di zaman ini, siapakah yang bersedia menjadi 'Ali untuk Islam, dan menjadi Fatimah untuk 'Ali?
Dahsyatnya arus invasi pemikiran, memang 99% telah berhasil meracuni otak generasi muda Islam saat ini. Islam telah menjadi sesuatu yang tabu bagi mereka untuk di ejawantahkan dalam sebuah perbuatan. Jauh sebelum perbuatan itu dilakukan, identitas keIslaman mereka pun tenggelam dan muncul identitas baru yang mengubah mereka lebih mirip pada generasi sebelum Islam itu dikenalkan.
Teringat ketika Rasul mulia itu berkata, “ Islam ini datang dengan keterasingan, dan ia pun akan kembali pada keterasingan, maka berbahagialah menjadi orang yang terasing.”
- Syahidah Lamno -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar